Artikel Gerakan One Day No Rice di Majalah Ketahanan Nasional
Cover Majalah Ketahanan Nasional Edisi 95/Mei 2013
Majalah Ketahanan Nasional edisi 95 bulan Mei 2013 yang diterbitkan oleh Lembaga Ketahanan Nasional RI (Lemhanas) mengangkat topik Gerakan One Day No Rice sebagai salah satu artikelnya. Artikel yang ditulis oleh Wali Kota Depok ini berjudul “Gerakan One Day No Rice Guna Meningkatkan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dalam Rangka Memperkuat Ketahanan Ekonomi Nasional”.
Artikel yang dituangkan dalam enam halaman ini antara lain membahas tentang Latar Belakang Gerakan One Day No Rice, Landasan Pemikiran, Konsep Ketahanan Pangan, Kondisi Gerakan One Day No Rice Saat Ini, Pembangunan Daerah Tertinggal, Ketahanan Ekonomi Nasional, Perkembangan Lingkungan Global, Perkembangan Lingkungan Regional, Perkembangan Lingkungan Nasional, Kondisi Gerakan One Day No Rice yang Diharapkan, Kebijakan dan Strategi Gerakan ODNR, serta Rekomendasinya.
Untuk dapat membaca artikel tersebut, pembaca dapat meng-klik foto-foto artikel ini sebagai berikut :
Majalah Pertahanan hal. 23
Majalah Pertahanan hal. 23
Majalah Pertahanan halaman 24
Majalah Pertahanan halaman 24
Majalah Pertahanan Nasional hal. 25
Majalah Pertahanan Nasional hal. 25
Majalah Pertahanan Nasional hal. 26
Majalah Pertahanan Nasional hal. 26
Majalah Pertahanan Nasional hal. 27
Majalah Pertahanan Nasional hal. 27
Majalah Pertahanan Nasional hal. 28
Majalah Pertahanan Nasional hal. 28

Kuliner ODNR, Bubur Jagung Buka Outlet di D’Mal Selama Ramadhan

Kamis, 18 Juli 2013, Harian Monitor Depok menginformasikan outlet Bubur jagung membuka cabang barunya di Ground Floor D Mall Jl. Margonda Raya selama bulan Ramadhan. Pemilik usaha bubur jagung, Agus Salim mengatakan, selama  bulan Ramadhan ia dan beberapa pelaku usaha UMKM Kota Depok lainnya mendapat kesempatan membuka outlet di Kampung Ramadhan D Mall dengan harga terjangkau.
Menurut Agus Salim, ia sengaja menyajikan menu-menu ODNR untuk berbuka puasa sebagai langkah menyukseskan program yang dicetuskan oleh Wali Kota Depok Nur Mahmudi Isma’il serta  dalam rangka meningkatkan produk pangan nasional Indonesia. Adapun berbagai penganan ODNR di outletnya antara lain Singkong Thailand, nasi jagung, pudding jagung, bubur jagung durian, bubur jagung nangka, bubur jagung original, ketela mayonais, dan lain-lain.
Usaha yang dijalankan Agus Salim ini sekaligus menginformasikan kepada masyarakat luas tentang pengembangan dan pemanfaatan aneka pangan non-beras.  Ia juga berharap kuliner ODNR ini mendapatkan pengembangan UMKM baik dari segi perijinan, permodalan, pendampingan serta pembinaan sesuai dengan kebutuhan para pelaku usaha.
Ngabuburit di mana hari ini? Ayo berburu kuliner ODNR!
Berita selengkapnya dapat diklik gambar berikut ini :
Sumber : Harian Monitor Depok, Kamis 18 JUli 2013
Sumber : Harian Monitor Depok, Kamis 18 Juli 2013

BJ Habibie: Saya akan Coba Beras ODNR ini

bj habibie odnr
DISKOMINFO-FOTO/Aris W/Manapar M (21 Agustus 2013)
Walikota Depok Dr. H. Nur Mahmudi Ismail beserta rombongan mengunjungi Presiden RI ke-3 Prof. Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie di kediamannya Patra Kuningan Jakarta, Rabu (22/8/2013) kemarin. Kunjungan ini terkait dengan Penganugrahan Penghargaan Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie Technology Award 2013 di Auditorium Gedung 2 BPPT. Rombongan disambut langsung oleh Presiden RI ke-3 ini dengan ramah.
Penghargaan BJ Habibie Technology Award (BJHTA) ini diberikan kepada pelaku teknologi yang berjasa, berprestasi dan berdedikasi kepada bangsa dan negara Indonesia dalam inovasi dan berkreasi untuk menghasilkan karya nyata teknologi di bidangnya masing-masing.
Nur Mahmudi memperkenalkan rombongan yang bersamanya sambil menjelaskan maksud dan tujuannya. Dalam kunjungan ini turut serta Ir. Harry Prihanto Kepala BKD Kota Depok, Hery Pansila Kepala Dinas Pendidikan,  Drs. Manto Kabag Umum Setda Kota Depok, drg. Nensi Kabag Humas dan Protokol, Drs. Fery Birowo Kabid Informasi Publik Dinas Kominfo Depok dan salah satu Anggota DPRD Kota Depok.
Disela-sela kunjungan, Walikota Depok menyerahkan Belimbing Dewa sebagai Ikon Kota Depok, Beras Cerdas/Analog ODNR dan buku 120 Jam Bersama Nur Mahmudi kepada Bapak Presiden RI ke-3 ini. “Saya akan coba beras ODNR ini, ” kata BJ Habibie sambil menerimanya.
BJ Habibie pun mengingatkan bahwa suatu bangsa yang mengandalkan diri pada sumber daya manusia tidak bisa dilepaskan dari sumber daya manusia yang dimilikinya. Beliau menekankan 3 hal yang perlu diperhatikan bangsa ini yakni Kebudayaan, Agama dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Selanjutnya Rombongan Walikota Depok bersama dengan rombongan Presiden RI ke-3 beriringan menghadiri malam Penganugrahan Penghargaan Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie Technology Award 2013 di Auditorium Gedung 2 BPPT Jl. MH Tamrin No.8 Jakarta Pusat. (Diskominfo/Manapar Manullang)
Foto Terkait:
bj habibie wali
DISKOMINFO-FOTO/Aris W/Manapar M (21 Agustus 2013)
bj habibie1
DISKOMINFO-FOTO/Aris W/Manapar M (21 Agustus 2013)
bj habibie rombongan
DISKOMINFO-FOTO/Aris W (21 Agustus 2013)
DISKOMINFO-FOTO/Aris W. (21 Agustus 2013)
DISKOMINFO-FOTO/Aris W. (21 Agustus 2013)

ODNR Solusi Turunkan Kemiskinan dan Kurangi Pengangguran

ODNR yogjakartaYogyakarta – Gerakan One Day No Rice (ODNR) yang dicetuskan Walikota Depok Nur Mahmudi Isma’il dinilai menjadi solusi menurunkan angka kemiskinan yang ditargetkan Pemerintah Pusat sesuai amanah MDGs (Millenium Development Goals). Tak hanya itu, gerakan makan sehari tanpa nasi ini juga mampu mengurangi pengangguran karena ada peluang terbukanya lapangan pekerjaan.
“Gerakan ODNR jika diterapkan dalam skala nasional dapat menurunkan angka kemiskinan. Karena konsumsi beras padi di dalam negeri menurun dan disubtitusi ke produk pangan lokal. Dengan demikian, permintaan akan pangan lokal meningkat, produksinya pun harus ditingkatkan. Ini akan berdampak pada terbukanya lahan pekerjaan bagi banyak orang,” ujar Prof. Ahmad Suryana, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian. Hal itu diungkapkan saat diskusi percepatan diversifikasi pangan melalui strategi ganda : peningkatan konsumsi dan penguatan bisnis kuliner pangan lokal, di Yogyakarta, Kamis (19/9/2013).
Selanjutnya Suryana mengatakan, program serupa yang sedang dicanangkan adalah penyediaan pangan bagi rakyat miskin. Menurutnya, pada program raskin, bahan pokok yang diberikan tidak harus selalu beras padi. Namun beras tersebut bisa dikurangi jumlahnya dan ditambahkan dengan produk olahan pangan lokal. “Pengurangan konsumsi beras padi pada masyarakat tak mampu dengan mengurangi pasokan beras untuk rakyat miskin (raskin). Sisa kekurangan  pasokan itu diganti dengan pangan lokal sesuai dengan potensi daerahnya masing-masing. Contohnya raskin yang diberikan itu awalnya 15 kg. Lalu diberikan beras padi 10 kg, sisanya 5 kg produk olahan pangan lokal bisa berupa  beras jagung, mocaf, tapioka, ubi kayu, dan sagu. Ini dapat dilakukan secara bertahap. Berikutnya berkurang bisa di bawah 10 kg,” papar Suryana yang menyebut program tersebut Pangkin (Pangan untuk rakyat Miskin).
Lebih lanjut Suryana menjelaskan, agar pangan lokal tersebut dapat memenuhi kebutuhan pasar maka pangan lokal olahan harus dikembangkan menjadi industri. Efek domino yang didapatkan dari pengembangan pangan lokal tersebut adalah meningkatnya perekonomian daerah.
“Ini harus dikembangkan secara nasional dan karena itu harus menjadi program pemerintah. Diversifikasi pangan ini juga akan membuat manusia Indonesia lebih sehat,” paparnya.
Suryana menambahkan, gerakan ODNR atau diversifikasi pangan itu dapat mengurangi konsumsi pangan beras namun tidak membuat produksi beras menurun. Pemerintah Indonesia tetap berupaya agar produksi beras padi di Indonesia surplus. Dengan kondisi itu maka Indonesia dapat mengekspor beras dan Indonesia pun mendapatkan devisa.
Hal serupa juga diungkapkan Deputi Bidang Pangan dan sumberdaya hayati Kementerian Koordinator Perekonomian RI, Diah Maulida.
Ia mengungkapkan, ada tiga hal yang diharapkan dari diversifikasi pangan. Pertama terciptanya manusia sehat dan bergizi, menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan tumbuhnya UKM pangan lokal serta membuat ketahanan pangan Indonesia tidak rapuh.
“Diversifikasi pangan ini membuat ketahanan pangan kita lebih lengkap. Sehingga ketika ada gejolak terhadap komoditi beras maka ketahanan pangan tidak terganggu, karena ada pilihan atau alternatif lain yakni pangan lokal. Gerakan ODNR yang digagas Walikota Depok bisa mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran. Hitung-hitungan dan simulasi oleh Pak Nur Mahmudi Isma’il  cukup realistis jika diterapkan masyarakat Indonesia,” tegasnya.
Sementara itu, Walikota Depok Nur Mahmudi Isma’il menjadi narasumber dalam diskusi yang digelar oleh Kementerian Koordinator Perekonomian RI. Ia menjelaskan, dengan mengurangi konsumsi beras padi sehari sekali dan mengonsumsi beras jagung, tapioka, ubi kayu, dan pisang dua kali dalam sehari maka akan menghemat beras padi 22 juta ton dalam setahun. Kemudian juga akan meningkatkan konsumsi pangan lokal menjadi setara 22 juta ton per tahun jika menggunakan asumsi jagung yang dimakan. “Dengan menghasilkan ekuivalen 22 juta ton per tahun pangan lokal maka akan membuka lahan pertanian 4,6 juta hektare dan menyerap 69 juta tenaga kerja. ODNR untuk membuat Indonesia lebih sehat dan sejahtera,” pungkasnya. (TJ)

Medifarma Terapkan ODNR Kepada Seluruh Karyawan

odnr medifarmaPT. Medifarma sudah mulai menerapkan One Day No Rice (ODNR) kepada karyawan di lingkungan perusahaannya. Hal ini dibuktikan dengan adanya makan siang bersama antara Walikota Depok H. Nur Mahmudi Isma’il bersama staff manajemen serta 300 karyawan di Medifarma Laboratories, Jalan Raya Bogor, Selasa (8/10/2013).
Factory Manager Wahyu Hartoyo menegaskan bahwa karyawannya memberikan tanggapan positif terkait adanya ODNR di Medifarma. “Setelah Bapak Nur Mahmudi Isma’il menjelaskan mengenai ODNR ketika pengobatan masal bulan lalu, jajaran staff kami mulai menerapkannya. Selanjutnya, kami melakukan tindakan lebih lanjut kepada karyawan dan mereka menerima serta mendukung program ini,” jelasnya.
Ia mengaku ini sudah kali keduanya seluruh karyawan menyantap hidangan ODNR. Wahyu juga mengatakan bahwa program ini berkaitan dengan program sehat yang dijalankan PT Medifarma, yaitu ayo makan sehat, ayo gerak, ayo lebih bugar, dan ayo cari tahu.
“ODNR termasuk ke dalam satu program sehat yang ada di perusahaan kami. Selain itu, hal ini juga berkaitan dengan visi Medifarma yaitu membuat Indonesia menjadi sehat, maka kami turut serta memajukan program yang sudah dicanangkan oleh Walikota Depok,” tambah Wahyu.
Sementara itu, H. Nur Mahmudi Isma’il memberikan tanggapan terhadap PT. Medifarma yang dalam waktu singkat dapat menjalankan ODNR. “Saya memberikan empat jempol kepada seluruh staff dan karyawan, dalam waktu satu minggu saja sudah mampu menjalankan ODNR. Tidak lupa juga terhadap visi PT Medifarma yang hampir sama dengan tujuan ODNR yaitu menjadikan masyarakat sehat dan sejahterah,” ujar Mantan Menteri Kehutanan dan Perkebunan.
Walikota Depok ini juga memberikan apresiasi tinggi terhadap menu yang disajikan. Menu yang ada cukup ideal dan bagus, variasi makanannya menarik dan memenuhi standar kualifikasi makanan yang sehat. Selain itu, pengenalan karbohidrat yang ada akan mempertajam kualitas menu makanan yang lebih reliable. Karbohidrat yang disajikan pada ODNR kali ini yaitu nasi jagung, nasi goreng jagung, dan nasi uduk jagung. Untuk lauknya ada beberapa kombinasi yaitu menggunakan ayam, ikan, daging, telur, dan tidak lupa dengan sayur. Seluruh karyawan mengaku, nasi goreng jagung lah yang menjadi menu favorit di Medifarma.
Nur Mahmudi Isma’il menghimbau kepada perusahaan lain di Kota Depok untuk mencontoh dan memperhatikan bagaimana manajemen yang dilakukan PT Medifarma. Perusahaan ini mampu melakukan revolusi mindset untuk mengajak pekerjanya dalam melakukan perilaku sehat dengan program ODNR. Ini membuat karyawan lebih sehat dan perusahaan lebih produktif. (Diskominfo/Indri)
Foto Terkait:
odnr medifarma1
odnr medifarma2

Gerakan ODNR Depok Mulai Diikuti Warga DKI

Ibu-ibu MT At-Taubah Tebet Jakarta Selatan Sambut ODNR dengan Antusias
Ibu-ibu MT At-Taubah Tebet Jakarta Selatan Sambut ODNR dengan Antusias
Depok, 10 November 2013
Gaung gerakan One Day No Rice yang digagas Pemerintah Kota Depok ternyata tidak hanya berkibar di Depok saja. Jakarta Selatan yang masih tetangga Kota Depok juga tidak mau ketinggalan. Ahad, 10 November 2013 kemarin misalnya, dengan dimotori oleh Komunitas Sehat “Corniz” yang berkantor di Kebayoran Lama Jakarta Selatan penulis diundang oleh jamaah Majelis Taklim at-Taubah untuk memberikan pencerahan tentang pola hidup sehat.
Komunitas Corniz yang memang berupaya untuk mengembalikan pola konsumsi pangan lokal dengan diversifikasi aneka karbohidrat lokal tersebut menjelaskan kepada ibu-ibu tentang betapa pentingnya menambah asupan karbohidrat dengan pangan nonnasi dan nonterigu. Meskipun awalnya ibu-ibu hanya termangu karena pola makan nasi yang sudah lama di benaknya begitu kuat. “Kalau belum makan nasi belum makan,” ujar ibu-ibu serempak.
Namun, setelah penyampaian tentang diversifikasi berjalan lancar, mulailah timbul beragam pertanyaan seputar ODNR tersebut. Diskusi berlangsung hangat dan penuh kesadaran dengan kondisi tersebut. Dan yang lebih membahagiakan adalah, ibu-ibu menjadi tersadarkan pola pikirnya bahwa bahan pangan pokok itu tidak hanya nasi atau terigu tapi masih banyak yang lain. Seperti yang dituturkan oleh Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Isma’il yakni mengubah mindset  dalam menentukan pangan bagi diri dan keluarganya.
Ibu-ibu yang berjumlah sekitar lima puluhan orang tersebut begitu semangat dan antusias dengan paparan para penyuluh ODNR. Acara yang juga dibarengi dengan menyantap menu ODNR berupa bubur jagung original dan sup jagung kaldu ayam tersebut berlangsung semarak dengan dialog interaktif antara pembicara dengan para ibu tersebut. “Kegiatan sosialisasi ini memang harus dilaksanakan secara rutin agar masyarakat memahami bagaimana membentuk tubuh sehat dengan konsumsi makanannya, “ ujar salah seorang ibu.
Tak terasa, bila gerakan ODNR yang digagas oleh Wali Kota Depok tersebut terus disosialisasikan niscaya masyarakat akan bertambah sehat dan juga tercipta lapangan kerja baru untuk menjadi kreator pangan dalam mengolah makanan berbahan dari pangan lokal. Dengan demikian, tidak hanya Depok saja yang menjalankan gerakan tersebut. Perlahan tapi pasti, geliat diversifikasi pangan ini akan terus menemui siapa saja guna memberikan maslahat kepada sesama. (rif/Kominfo)

ODNR Mampu Tanggulangi Kemiskinan dan Pengangguran

IMG_9938
Beranjak pada masalah pembangunan di Indonesia, yaitu amanah dalam menaggulangi kemiskinan dan kelaparan, pendidikan untuk semua, mendorong kesetaraan jender dan kewanitaan, kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV AIDS, malaria dan penyakit menular lain, memastikan kelestarian hidup, mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan, Walikota Depok Nur Mahmudi  Isma’il akan mengurangi kemiskinan dalam setengah jam saja.
Dalam sektor kemiskinan ada tiga kelompok dan ada 10 item dari tiga kategori tersebut. Dari kondisi ini, kaitan dengan masalah-masalah Indonesia yang saat ini belum tercapai mengenai masalah kemiskinan yaitu tahun 2011 baru mencapai 12,49 persen. Pada tahun 2012 menurun menjadi 11,66 persen. Namun semua itu belum mencapai target yang diinginkan.
“Setiap tahun, Indonesia mengalami penurunan dalam jumlah kemiskinan, tetapi semua itu belum mencapai target yang diharapkan. Pada tahun 90an presentasi penduduk kemiskinan mencapai 15,10 persen. Saat ini sekitar 12,49 persen. Namun untuk tahun 2015 target yang diharapkan yaitu 7,55 persen. Untuk Depok sendiri, jumlah kemiskinannya 2,46 persen,” jelas Nur Mahmudi.
Hal itu terjadi karena pembangunan di Indonesia tidak sukses, yang ada hanya ilusi pertumbuhan ekonomi saja. Semuanya terjadi karena harga barang bertambah terus dan semakin tinggi. Pembangunan kita tidak mampu membuat tingkat kesejahteraan meningkat.
Nur kembali menjelaskan tingkat persentase asupan kalori masih jauh dari target yang diharapkan. “Terkait dengan kelaparan, tingkat konsumsi yang mencapai minimum 1400 Kkal/kapita/hari pada tahun 90an faktanya mencapai 17 persen. Saat ini 14,65 persen. Namun untuk target pada tahun 2015 yaitu 8,50 persen. Sedangkan untuk maksimum 2000 Kkal/kapita/hari pada tahun 90an mencapai 64,21 persen. Saat ini 60,03 persen. Dan untuk target pada tahun 2015 mencapai 35,25 persen. Dengan adanya skala tersebut, artinya Indonesia yang diamanahkan menanggulangi kemiskinan sudah kena warning,” tambahnya.
Untuk menanggulangi semua permasalahan tersebut, Nur Mahmudi akan menjawabnya dalam program One Day No Rice (ODNR). Program tersebut untuk menurunkan angka kemiskinan. Hal itu telah ditemukan dari beberapa kebutuhan untuk membeli makanan dan non makanan. Kebutuhan makanan itu termasuk beras dan rokok, karena saat ini rokok sudah menjadi kebutuhan penting masyarakat banyak. Untuk kebutuhan non makanan yaitu kebutuhan rumah tangga. Dengan begitu, program ODNR akan menjawab semua permasalahan dalam waktu singkat.
“Dengan ODNR, tingkat kemiskinan akan berkurang, karena harga jagung lebih murah dan kalorinya sama dengan beras. Jika mengkonsumsi jagung akan mengurangi kemiskinan sebanyak 30 persen, maka kemiskinan akan dibawah 7,55 persen,” ujar Nur.
Melalui program ODNR selain menanggulangi tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran juga akan berkurang. Dari 69 juta orang yang melakukan pengalihan konsumsi padi ke jagung sebanyak 22 ton. Semua itu dapat dihasilkan dari setiap hektar sebanyak 4,8 ton jagung dan itu memerlukan 15 tenaga kerja. Di Indonesia terdapat lebih dari 5 juta hektar lahan, maka akan membutuhkan tenaga sebanyak 75 juta jiwa. Dengan begitu, hanya dalam setengah jam saja kemiskinan dan pengangguran akan berkurang. (Diskominfo/Indri /Aris)

Rekor Muri ODNR Kota Depok

rekor muri
Sebanyak 24.520 orang yang terdiri dari berbagai kalangan baik Pelajar SD SMP SMA SMK, Guru, Pegawai Pemerintah Kota Depok, maupun masyarakat umum hari ini (04/22/2012) berkumpul di Lapangan Tembak Kostrad Cilodong dalam rangka memecahkan Rekor MURI One Day No Rice. Rekor ini tidak hanya memecahkan rekor Nasional tapi juga Rekor Dunia Peserta Makan Makanan Lokal Non Beras.
rekormuri1
rekor-dunia-oneday-norice-depok-03-595x396

Membidik Peluang Usaha dari Program ODNR

seminar kreatif odnrGerakan One Day No Rice (ODNR) tidak hanya program yang akan berdampak baik bagi ketahanan pangan nasional, tetapi bagi kesehatan. Para penderita diabetes bahkan menerapkan ODNR setiap harinya, untuk konsumsi glukosa karbohidrat yang lebih rendah.
“Peluang kewirausahaan ODNR mungkin salah satunya membuat menu sehat bagi penderita diabetes dengan menu pengganti nasi dan non terigu,” kata  Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail dalam Seminar Ekonomi Kreatif: Peluang Usaha dari Program ODNR yang diselenggarakan BEM Direktorat Program Diploma III Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma, Selasa (23/04/2013).
Seminar ini sebagai media sosialisasi, pengenalan, pembelajaran, pemahaman dan inspirasi tentang program ODNR secara lengkap dan jelas. Diharapkan para peserta seminar dapat mengambil ilmu, sehingga dapat berperan aktif dalam dunia bisnis kewirausahaan khususnya bidang usaha menu ODNR dan berbahan dasar non terigu.
Nur Mahmudi menjadi pembicara seminar sebagai pencetus Gerakan ODNR ( One Day No Rice ) sesuai dengan bidang keahlian Nur Mahmudi, yaitu pangan dan sains. Selain Nur Mahmudi juga bertindak sebagai pembicara antara lain Dekan Fakultas Ekonomi Univ. Gunadarma Toto Sugiarto, PhD.
Hadir dalam seminar tersebut, Rektor Universitas Gunadarma, Direktur dan Assisten Direktur Program Diploma III Bisnis dan Kewirausahaan Dr. Aris Budi Setyawan, Pembina BEM D3 BK Dr. Izzati Amperaningrum, Pembantu Rektor IV Prof. Dr. Didin Mukodin, MM, dan para undangan lainnya. Acara dibuka dengan tarian selamat datang ‘Bajidor Kahot’ yang merupan tarian tradisional dari Jawa Barat.
Menurut Nur Mahmudi, Gerakan One Day No Rice (ODNR) merupakan program nasional yang telah lebih dari satu tahun diterapkan di Kota Depok. Gerakan ini bukanlah gerakan yang mengharamkan makan nasi atau makan makanan olahan beras lainnya. Gerakan ini juga tidak menghambat para petani untuk melakukan gerakan intensifikasi dan ekstensifikasi produksi padi.
Gerakan ini hanya ingin mengajak masyarakat untuk membiasakan diri mengonsumsi sumber karbohidrat lainnya selain nasi padi, dan menggantinya dengan karbohidrat lokal non-padi yang sejak dulu sudah dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia. Selain membiasakan diri mengonsumsi makanan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman, gerakan ODNR ini juga memiliki dampak turunan yang sangat banyak, diantaranya sebagai salah satu solusi membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di pedesaan serta mempercepat perkembangan daerah tertinggal.
Gerakan ODNR ini cukup sulit diterapkan, namun bukan hal yang mustahil. Sosialisasi yang terus-menerus mengenai manfaat mengonsumsi makanan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman, akan mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk mengubah kebiasaan makannya dengan pola yang lebih sehat bagi tubuh.
Gerakan ini tentu sulit tercapai jika tidak didukung pihak-pihak terkait lainnya. Oleh karena itu, diperlukan langkah yang sinergis dari semua pihak, baik pemerintah, swasta, dan masyarakat. “Ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk terus menyosialisasikan gerakan yang dimulai dari tingkat lokal untuk mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia,” kata Walikota Depok ini menegaskan.
BEM Direktorat Program Diploma III Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma mengadakan Seminar Ekonomi Kreatif ” peluang usaha dari program ODNR” pada Selasa, 23 April 2013 di lantai 6 Auditorium Kampus D Universitas Gunadarma Depok.  (Diskominfo/Feny/Dama)

Wali Kota Depok Menjadi Narasumber Sosialisasi Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Wilayah Timur

Wali Kota Depok saat menjadi narasumber pada Sosialisasi P2KP Wilayah Timur
Wali Kota Depok saat menjadi narasumber pada Sosialisasi P2KP Wilayah Timur
Manado, Selasa, 19 Maret 2013, Wali Kota Depok menjadi narasumber pada sosialisasi Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) wilayah Timur, di Manado tanggal 18 hingga 20 Maret 2013.
Adapun Tema dari sosialisasi P2KP ini adalah Peran Pimpinan Wilayah dalam Menggerakan Masyarakat untuk Pemanfaatan Pangan Lokal. Acara ini dihadiri oleh pimpinan wilayah dari 15 Propinsi, 217 Kabupaten dan Kota, serta 257 peserta lainnya.
Dalam kegiatan tersebut, Wali Kota Depok menyampaikan bahwa Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Kota Depok dibiayai oleh APBD Kota Depok dalam mendukung program nasional. Beliau juga menjelaskan bahwa KRPL Kota Depok dilaksanakan dengan mengadakan Lomba KRPL di setiap kecamatan.
Sedangkan dalam menghadapi kenaikan harga bawang, Pemerintah Kota Depok akan mengadakan Lomba Olahan Makanan tanpa bawang.
p2kp2
Peserta sosialisasi P2KP nampak antusias mengikuti acara
Peserta sosialisasi P2KP nampak antusias mengikuti acara