Sejarah Cibubur Depok: Suatu Area 'Bumi
Perkemahan Pramuka' yang Berkembang Menjadi Kawasan Perumahan 'Segi Tiga Emas'
(Jakarta, Depok dan Bekasi)
Cibubur bukanlah wilayah Depok,
melainkan sebuah desa/kelurahan di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Tetapi faktanya
pada masa ini ada suatu kawasan yang diidentifikasi sebagai Cibubur Depok.
Sekalipun ini agak membingungkan, namun masih bisa ditelusuri mengapa muncul
istilah Cibubur Depok pada masa ini. Penelusuran ini dimaksukan untuk memberi
penjelasan kepada berbagai kalangan yang kerap salah dalam mengidentifikasi
apakah Cibubur masa kini adalah sebuah nama desa/kelurahan atau sebuah nama
kawasan.
***
Sebelum ada Desa Cibubur (Jakarta), ada
sebuah desa lama yang disebut sebagai Desa Cisalak yang menjadi bagian dari
wilayah Kecamatan Cimanggis Kabupaten Bogor (kini menjadi bagian wilayah Kota
Depok). Di sudut Desa Cisalak ini ada sebuah setu (danau kecil) yang disebut
Setu Jemblang (kini disebut Setu Baru). Pada tahun 1969 di selatan setu ini
(kini Kelurahan Harjamukti) dipilih sebagai tempat Pertemuan Pramuka Penegak
Pandega Puteri Putera (PERPPANITERA). Lokasi ini dipilih karena hawanya sejuk,
lingkungan yang hijau, setu yang jernih dan adanya hutan di utara setu membuat
area ini sesuai untuk sebuah ‘perkampungan’ pramuka bagi penegak/pandega
(setingkat SMA/perguruan tinggi). Disamping itu, lokasinya yang tidak jauh dari
Jakarta, membuat area ini menjadi pilihan yang tepat untuk sebuah bumi
perkemahan bagi PERPPANITERA (yang kini disebut Raimuna) secara nasional.
Kawasan kegiatan kepramukaan (yang kemudian disebut BUPERTA) yang luasnya 210
Ha sebelumnya merupakan areal perkebunan karet.
Pada waktu diselenggarakannya Raimuna
pertama itu, desa terdekat dari Cisalak adalah Desa Cibubur. Sebuah kampung di
utara Setu Baru disebut kampung Pondok Rangon yang mana kampung ini masuk
bagian wilayah Desa Cibubur. Pada tahun 1973 Kwartir Nasional (Kwarnas)
menyelenggarakan pertemuan besar pramuka untuk penggalang (setingkat SMP) yang
pertama secara nasional (disebut Jambore). Lokasi untuk jambore yang
direkomendasikan adalah Desa Cibubur (di utara Setu Baru) karena lokasi itu
masih cukup luas dan datar. Sementara di selatan Setu Baru (Desa Cisalak) yang
menjadi area Raimuna sebelumnya tidak dipilih karena selain lahannya sempit
juga di area itu sudah mulai banyak penduduk apalagi area itu menjadi jalan
utama dari Cisalak ke Cileungsi.
Dengan adanya penyelenggaraan jambore
ini nama Cibubur mulai dikenal secara luas. Ketika Raimuna diselenggarakan
jalan menuju lokasi (Setu Baru) dilakukan melalui Jalan Radar Auri. Akan
tetapi, ketika Jambore jalan yang dilalui tidak melalui Jalan Radar Auri (yang
masuk Kabupaten Bogor) melainkan dibuat jalan baru melalui Desa Cibubur (DKI
Jakarta) yang kini dikenal sebagai Jalan Jambore (terusan Jalan Raya
Cibubur/Jalan Lapangan Tembak). Nama Cibubur terus meroket seiring dengan
kebijakan Kwarnas yang menetapkan area Cibubur menjadi lokasi pertemuan pramuka
jangka panjang baik untuk pramuka penggalang maupun pramuka penegak/pandega.
Sejak tahun 1981 bumi perkemahan Cibubur sering dipilih menjadi tempat Jambore
Nasional maupun Raimuna Nasional tetapi tidak lagi setelah tahun 2008.
Selama adanya kegiatan kepramukaan di bumi perkemahan itu, nama Cibubur
terus melejit sementara nama Cisalak, Cimanggis lambat laun mulai meredup.
Dalam perkembangannya Buperta ini semakin mudah diakses seiring dengan
pembangunan jalan tol Jagorawi (Jakarta-Bogor) yang dimulai tahun 1973 (selesai
tahun 1978). Tragisnya, jalan tol ini membelah Desa Cibubur. Area Buperta yang
berada di Kampung Pondok Rangon terpisah dari desa induknya, dan selanjutnya
Kampung Pondok Rangon dinaikkan statusnya dari kampung menjadi desa—Desa Pondok
Rangon (masuk Kecamatan Cipayung). Akan tetapi nama Cibubur tetap melekat pada
area Buperta sekalipun nama kelurahannya telah berubah menjadi Desa Pondok
Rangon. Sementara dalam perkembangannya Desa Cisalak dimekarkan dan area
Raimuna dulu (selatan Situ Baru) menjadi Desa Harjamukti. Desa baru ini tidak
seperti Desa Pondok Rangon yang berpisah dengan Desa Cibubur, tetapi Desa
Harjamukti ini sebagian di sisi barat jalan tol an sebagian di sisi timur jalan
tol yang dihubungkan oleh flyover (jembatan layang) di atas jalan tol Jagorawi.
Jembatan layang ini dibangun ketika menjelang Jambore Nasional yang ketiga yang
diselenggaran di Buperta (Desa Pondok Rangon) pada tahun 1981.
Area Perkemahan dan Setu Baru di Depok
|
Adanya jalan tol dan jembatan layang
ini, area yang sebelumnya hanya dikenal sebagai bumi perkemahan lambat laun
mulai dilirik pengembang. Uniknya para pengembang menjadikan nama Cibubur
sebagai ikon—mengacu pada nama yang populer menunjukkan area bumi perkemahan,
padahal lokasinya bukan berada di Desa Cibubur. Ini dengan sendirinya nama
Cibubur menjadi nama generik (bukan lagi sekadar menunjukkan nama desa). Dengan
begitu, era nama Kawasan Cibubur dimulai. Pada tahun 1997 sejumlah pengembang
mulai membangun perumahan baru di kawasan ini. Diawali oleh Konsorsium Duta
Pertiwi yang membangun Kota Wisata yang terkenal dengan konsep lima benuanya.
Nama Cibubur muncul ke permukaan, sedangkan nama-nama Cisalak/Harjamukti
(Kecamatan Cimanggis) dan Pondok Rangon (Kecamatan Cipayung) tetap tenggelam di
Situ Baru—danau kecil yang menjadi tempat kegiatan pramuka yang memisahkan Desa
Pondok Rangon dengan Desa Harjamukti. Selanjutnya Kawasan Cibubur berkembang ke
arah timur Buperta (wilayah Bekasi) sepanjang Jalan Trans Yogie. Awalnya
Jalan Trans Yogie ini adalah sebuah pembangunan jalan alternatif yang
menghubungkan Jakarta dengan kota mandiri Jonggol sekitar tahun 1990. Namun proyek
Jonggol ini tidak terlaksana. Sisi-sisi jalan alternatif inilah yang kemudian
dimanfaatkan oleh para pengembang hingga akhirnya menjadi kawasan perumahan
'segi tiga emas'.
***
Pada tahun 1999 Kota Depok dibentuk.
Depok dinaikkan statusnya yang telah menjadi kota administratif (kotif) sejak
tahun 1981. Dengan terbentuknya Kota Depok ini, sejumlah kecamatan di Kabupaten
Bogor bergabung, salah satunya adalah Kecamatan Cimanggis. Desa Harjamukti yang
telah menjadi bagian Kawasan Cibubur yang menjadi bagi dari Kecamatan
Cimanggis, maka dengan sendirinya Desa Harjamukti masuk ke wilayah Kota Depok.
Sejak 1999 mulai muncul istilah Cibubur Depok. Kawasan Cibubur ini semakin
berkembang apalagi pada tahun 2002 terjadi banjir besar di Jakarta yang
menyebabkan pengembang semakin jorjoran mempromosikan Kawasan Cibubur ini
sebagai lokasi hunian baru yang bebas banjir. Dan terbukti sejak banjir itu,
muncul sejumlah pengembang baru di Kawasan Cibubur ini yang melahirkan
perumahan-perumahan seperti Raffles Hill, Taman Laguna, Citra Gran, The Address
Cibubur dan sebagainya.
Nama Cibubur Depok sendiri merujuk pada Kawasan Cibubur yang berada di
sisi-sisi jalan poros Trans Yogie di wilayah Kota Depok di sebelah barat Kali
Sunter. Sedangkan sebelah timur Kali Sunter adalah bagian wilayah Kabupaten
Bekasi, setelah itu jalan poros ini masuk Kabupaten Bogor. Ini berarti
Perumahan Raffles Hils yang berada di Kelurahan Harjamukti termasuk wilayah
Kota Depok yang menjadi kawasan Cibubur Depok. Kawasan Cibubur Depok ini
dengan demikian hanya wilayah yang berada di sebelah selatan Situ Baru (sisi
jalan tol sebelah timur), di sebelah barat Kali Sunter dan di sebelah selatan
Jalan Jambore (berbatasan dengan Kelurahan Cibubur). Ini berarti Cibubur
Junction masuk wilayah Kelurahan Cibubur. Sementara Taman Laguna dan Citra
Grand masuk kawasan Cibubur yang berada di wilayah Kabupaten Bekasi. Batas
Kabupaten Bekasi dengan Kabupaten Bogor adalah Kali Cikeas. Ini berarti Taman
Wisata masuk Kabupaten Bogor sebagaimana halnya dengan Taman Cikeas (perumahan
tempat tinggal Presiden SBY).